Fitrul Dwi Rustapa adalah seorang kiper dari Garut yang telah
mencatatkan karir mengesankan di sepak bola Indonesia. Lahir pada 5 Juni 1995 di Garut, Jawa Barat, Fitrul memulai karir sepak bolanya pada usia muda dan kini menjadi salah satu kiper utama di Liga 1 Indonesia.
Karir Klub: Dari Persegres ke Bali United
Awal Karir di Persegres Gresik
Perjalanan profesional Fitrul dimulai pada tahun 2016 bersama Persegres Gresik United. Di musim 2017, ia berpartisipasi dalam 15 pertandingan Liga 1, menampilkan kemampuan serta potensinya sebagai kiper muda yang menjanjikan.
Bergabung dengan Persipura Jayapura
Pada tahun 2018, Fitrul beralih ke Persipura Jayapura. Di klub ini, ia menjabat sebagai kiper utama dan bermain dalam 26 pertandingan Liga 1, mencatatkan 4 clean sheet. Namun, di akhir musim 2021/2022, Persipura terdegradasi ke Liga 2, tetapi performa Fitrul tetap menarik perhatian dari klub-klub papan atas.
Menjadi Bagian dari Persib Bandung
Pada April 2022, Fitrul resmi bergabung dengan Persib Bandung. Di klub yang berbasis di Jawa Barat ini, ia mengenakan nomor punggung 1, yang memiliki makna khusus baginya. Nomor itu telah digunakannya sejak kecil dan menjadi simbol warisan dari ayahnya yang juga seorang pemain sepak bola.
Namun, pada Juni 2024, Fitrul memutuskan untuk meninggalkan Persib setelah dua musim berkarir di sana. Selama berada di Persib, ia tampil dalam 9 pertandingan Liga 1 dan membantu tim meraih gelar juara Liga 1 2023/2024.
Bergabung dengan Bali United
Setelah keluar dari Persib, Fitrul bergabung dengan Bali United di musim 2024/2025. Di klub yang berlokasi di Pulau Dewata ini, ia menunjukkan performa cemerlang, mencatatkan beberapa clean sheet dan menjadi bagian penting dari lini pertahanan Bali United.
Kehidupan Pribadi: Kiper dengan Hati yang Kuat
Fitrul dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan gigih. Dedikasinya di lapangan hijau mencerminkan komitmennya terhadap sepak bola dan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang atlet profesional. Pilihannya untuk mengenakan nomor punggung 1 bukan hanya karena alasan pribadi, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada ayahnya yang telah menjadi sumber inspirasi dalam perjalanannya.